TUGAS
PENGERTIAN KEBIJAKAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN SERTA
HUBUNGAN ANTARA KEDUANYA
Nama :
Elkana Goro Leba
NIM :
0803011817
Dosen Wali : Drs. Jacob Wadu, M. Si
Mata Kuliah : Analisis Kebijakan Publik
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG 2011
PROSES
ANALISIS KEBIJAKAN
Agar
mendapatkan sebuah kebijakan yang benar-benar menyentuh substansi dan mampu
menyelesaikan masalah public, para
pengambil keputusan dalam mengambil sebuah kebijakan yang akan digunakan,
terlebih dahulu melakukan sebuah analisis kebijakan yang hendak dibuat. Para
actor kebijakan biasanya memulai dengan langkah awal yang disebut dengan “analisis kebijakan“. Analisis kebijakan
public ini muncul dari adanya ketidakpuasan dan atau kegagalan terhadap
kebijakan yang dibuat pemerintah.
Analisis kebijakan publik berdasarkan kajian
kebijakannya dapat dibedakan antara analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik tertentu dan sesudah adanya kebijakan publik tertentu. Analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik berpijak
pada permasalahan publik semata sehingga hasilnya benar-benar sebuah
rekomendasi kebijakan publik yang baru. Keduanya baik analisis kebijakan
sebelum maupun sesudah adanya kebijakan mempunyai tujuan yang sama yakni
memberikan rekomendasi kebijakan kepada penentu kebijakan agar didapat
kebijakan yang lebih berkualitas.
Analisis
kebijakan merupakan proses mengumpulkan data dan informasi mengenai tantangan
dan hambatan serta kebutuhan sebuah kebijakan oleh para pembuat kebijakan yang melahirkan alternative-alternative dalam
tindakan kebijakan demi pemecahan masalah yang dihadapi”. Oleh sebab itu,
analisis kebijakan sangatlah penting bagi sebuah kebijakan sebab dengan demikian,
maka segala kemungkinan dan tantangan ketika suatu kebijakan diimplementasikan
dapat diantisipasi dengan baik.
Dunn (2000) mengemukakan bahwa analisis kebijakan
adalah suatu disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai macam
metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang
relevan dengan kebijakan, sehingga dapat dimanfaatkan di tingkat politik dalam
rangka memecahkan masalah-masalah kebijakan.
Analisis kebijakan publik bertujuan memberikan
rekomendasi untuk membantu para pembuat kebijakan dalam upaya memecahkan
masalah-masalah publik. Di dalam analisis kebijakan publik terdapat
informasi-informasi berkaitan dengan masalah-masalah publik serta
argumen-argumen tentang berbagai alternatif kebijakan, sebagai bahan pertimbangan
atau masukan kepada pihak pembuat kebijakan.
Dalam melakukan analisa terhadap sebuah kebijakan,
para pakar mengemukakan langkah-langkah yang harus di tempuh yang kemudian
dikatakan sebagai tahapan-tahapan atau proses dalam analisis kebijakan public.
Tahap-tahap dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Liestyodono
Ia mengemukakan bahwa dalam analisis kebijakan
publik paling tidak meliputi tujuh langkah dasar. Ketujuh langkah tersebut
adalah sebagai berikut.
1)
Formulasi
Masalah Kebijakan
Untuk dapat mengkaji
sesuatu masalah publik diperlukan teori, informasi dan metodologi yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi. Sehingga identifikasi masalah akan tepat dan
akurat, selanjutnya dikembangkan menjadi policy question yang diangkat dari
policy issues tertentu.
Teori
dan metode yang diperlukan dalam tahapan ini adalah metode penelitian termasuk
evaluation research, metode kuantitatif, dan teori-teori yang relevan dengan
substansi persoalan yang dihadapi, serta informasi mengenai permasalahan yang
sedang dilakukan studi.
2)
Formulasi
Tujuan
Suatu kebijakan
selalu mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah publik. Analis kebijakan harus
dapat merumuskan tujuan-tujuan tersebut secara jelas, realistis dan terukur.
Jelas, maksudnya mudah dipahami, realistis maksudnya sesuai dengan nilai-nilai
filsafat dan terukur maksudnya sejauh mungkin bisa diperhitungkan secara nyata,
atau dapat diuraikan menurut ukuran atau satuan-satuan tertentu.
3)
Penentuan
Kriteria
Analisis memerlukan
kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai alternatif-alternatif. Hal-hal
yang sifatnya pragmatis memang diperlukan seperti ekonomi (efisiensi, dsb)
politik (konsensus antar stakeholders, dsb), administratif (kemungkinan
efektivitas, dsb) namun tidak kalah penting juga hal-hal yang menyangkut
nilai-nilai abstrak yang fundamental seperti etika dan falsafah (equity,
equality, dsb).
4)
Penyusunan
Model
Model adalah
abstraksi dari dunia nyata, dapat pula didefinisikan sebagai gambaran sederhana
dari realitas permasalahan yang kompleks sifatnya. Model dapat dituangkan dalam
berbagai bentuk yang dapat digolongkan sebagai berikut: Skematik model (
contoh: flow chart), fisikal model (contoh: miniatur), game model (contoh:
latihan pemadam kebakaran), simbolik model (contoh: rumus matematik). Manfaat model
dalam analisis kebijakan publik adalah mempermudah deskripsi persoalan secara
struktural, membantu dalam melakukan prediksi akibat-akibat yang timbul dari
ada atau tidaknya perubahan-perubahan dalam faktor penyebab.
5)
Pengembangan
Alternatif
Alternatif adalah
sejumlah alat atau cara-cara yang dapat dipergunakan untuk mencapai, langsung
ataupun tak langsung sejumlah tujuan yang telah ditentukan.
Alternatif-alternatif kebijakan dapat muncul dalam pikiran seseorang karena beberapa hal: (1) Berdasarkan pengamatan terhadap kebijakan yang telah ada. (2) Dengan melakukan semacam analogi dari suatu kebijakan dalam sesuatu bidang dan dicoba menerapkannya dalam bidang yang tengah dikaji, (3) merupakan hasil pengkajian dari persoalan tertentu.
Alternatif-alternatif kebijakan dapat muncul dalam pikiran seseorang karena beberapa hal: (1) Berdasarkan pengamatan terhadap kebijakan yang telah ada. (2) Dengan melakukan semacam analogi dari suatu kebijakan dalam sesuatu bidang dan dicoba menerapkannya dalam bidang yang tengah dikaji, (3) merupakan hasil pengkajian dari persoalan tertentu.
6)
Penilaian
Alternatif
Alternatif-alternatif
yang ada perlu dinilai berdasarkan kriteria sebagaimana yang dimaksud pada
langkah ketiga. Tujuan penilaian adalah mendapatkan gambaran lebih jauh
mengenai tingkat efektivitas dan fisibilitas tiap alternatif dalam pencapaian
tujuan, sehingga diperoleh kesimpulan mengenai alternatif mana yang paling
layak, efektif dan efisien. Perlu juga menjadi perhatian bahwa, mungkin suatu
alternatif secara ekonomis menguntungkan, secara administrasi bisa dilaksanakan
tetapi bertentangan dengan nilai-nilai sosial atau bahkan mempunyai dampak
negatif kepada lingkungan. Maka untuk gejala seperti ini perlu penilaian etika
dan falsafah atau pertimbangan lainnya yang mungkin diperlukan untuk bisa
menilai secara lebih obyektif.
7)
Rekomendasi
kebijakan
Penilaian atas
alternatif-alternatif akan memberikan gambaran tentang sebuah pilihan
alternatif yang tepat untuk mencapai tujuan-kebijakan publik. Tugas analis
kebijakan publik pada langkah terakhir ini adalah merumuskan rekomendasi
mengenai alternatif yang diperhitungkan dapat mencapai tujuan secara optimum.
Rekomendasi dapat satu atau beberapa alternatif, dengan argumentasi yang
lengkap dari berbagai faktor penilaian tersebut. Dalam rekomendasi ini
sebaiknya dikemukakan strategi pelaksanaan dari alternatif kebijakan yang yang
disodorkan kepada pembuat kebijakan publik.
2. Randal B. Ripley, 1985
Ripley dalam
bukunya “Policy Analysis in Plitical science” menyatakan bahwa analisis
kebijakan publik merupakan suatu proses yang melalui beberapa tahapan, yaitu:
1)
Tahap penyusunan agenda kebijakan
Terdapat tiga kegiatan yang perlu
dilakukan ialah pertama, membangun persepsi di kalangan stakeholders bahwa
sebuah fenomena benar-benar dianggap sebagai masalah, oleh sekelompok
masyarakat dan kelompok elite politik; Kedua, membuat batasan masalah; Ketiga,
memobilisasi dukungan dari kelompok-kelompok dalam masyarkat dan kelompok
kekuatan politik serta kelompok Pers, agar masalah taersebut dapat masuk dalam
agenda pemerintah.
2)
Tahap formulasi dan legitimasi
kebijakan
Analis kebijakan perlu mengumpulkan
dan menganalisis informasi yang berhubungan dengan masalah yang bersangkutan,
kemudian berusaha mengembangkan alternative-alternatif kebijakan, membangun
dukungan dan melakukan negosiasi kepada seluruh kelompok kepentingan, sehingga sampai
pada sebuah kebijkan yang dipilih.
3)
Tahap Implementasi kebijakan
Pada tahap ini diperlukan dukungan
sumber daya dan penyusunan organisasi pelaksana kebijkan. Dalam proses
implementasi kebijakan sering ada mekanisme insentif dan sanksi agar implementasi
suatu kebijkan berjalan dengan baik.
4)
Tahap evaluasi terhadap
implementasi, kinerja dan dampak kebijakan
Dari tindakan kebijkan akan
dihasilkan kinerja, dan dampak kebijkan kemudian dilakukan evaluasi terhadapnya
dan hasilnya akan bermanfaat bagi penentuan kebijakan baru di masa akan datang,
agar lebih baik dan lebih berhasil.
3.
Wiliam
N. Dunn
Dunn berpendapat bahwa metodologi
analisis kebijakan menggabungkan lima prosedur umum yang lazim dipakai dalam
pemecahan masalah manusia: definisi, prediksi, preskripsi, deskripsi, dan
evaluasi. Dalam analisis kebijakan prosedur-prosedur tersebut memperoleh
nama-nama khusus, yakni:
1) Perumusan Masalah
Perumusan
masalah (definisi) menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan
masalah kebijakan
2) Peramalan
Peramalan
(prediksi) menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang dari
penerapan alternatif kebijakan.
3)
Rekomendasi
Rekomendasi (preskripsi) menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan masalah.
Rekomendasi (preskripsi) menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan masalah.
4)
Pemantauan
Pemantauan (deskripsi), menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan.
Pemantauan (deskripsi), menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan.
5)
Evaluasi
Evaluasi yang mempunyai nama sama dengan yang dipakai dalam bahasa sehari-hari, menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengatasan masalah.
Evaluasi yang mempunyai nama sama dengan yang dipakai dalam bahasa sehari-hari, menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengatasan masalah.
Demikianlah
beberapa diantaranya dari berbagai pandangan para pakar mengenai tahapan-tahapan
dalam analisis kebijakan public. Dengan proses-proses atau tahapan-tahapan
tersebut, para actor kebijakan diharapkan dapat memperoleh sebuah kebijakan
yang berkualitas, tepat guna dan berhasil guna dalam penyelesaian
masalah-masalah public.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar